Pengen Beli Helm? Yuk Simak Tips ini Terlebih Dahulu
Memiliki helm merupakan kebutuhan bagi para pengendara motor. Bahkan, memiliki helm telah menjadi sebuah hobi karena tampilan helm yang cocok menunjang penampilan para rider.
Namun, pengendara masih harus melakukan perawatan helm agar usia helm bisa lebih lama dan lebih awet. Bahkan, jika Anda adalah pengendara yang pintar merawat, helm pun dapat dijual kembali dengan harga yang tak jauh berbeda saat dibeli.
Republika berkesempatan mewawancarai salah satu anggota komunitas Belajar Helm, yaitu Ratno 'Jawa' di acara Jakarta Helmet Exhibition, pekan lalu. Dalam merawat helm, laki-laki yang akrab disapa Jawa itu memberikan tipsnya.
Suhu panas yang ada di dalam helm harus distabilkan hingga suhunya mencapai suhu ruangan. Jawa menyarankan, sebaiknya helm diletakkan dengan posisi terbalik, dimana rongga kepala helm berada di atas.
“Jadi sewajarnya, helm diletakkan dalam keadaan terbalik. Jadi hawa panas bisa keluar secara optimal” kata Jawa.
Helm pun bisa diletakkan di atas 'donat' helm sebagai tatakan. Helm juga boleh diletakkan di atas kasur selama kurang lebih 10 hingga 15 menit atau sampai suhu dalam helm mencapai suhu ruangan.
Bersihkan bagian luar helm dengan kain mikrofiber
Setelah helm telah memiliki suhu yang stabil, maka bagian luar bisa dibersihkan dengan kain microfiber. Lalu, kain lap itu harus tersedia satu untuk masing-masing helm.
Jawa menyarankan, pembersihan bagian luar helm juga tak perlu menggunakan sabun. Sabun menggunakan bahan kimia yang berpotensi mengikis.
Penyimpanan helm disarankan tak boleh dalam keadaan kaca tertutup rapat. Kaca helm lebih baik dibiarkan sedikit terbuka.
Hal ini agar terjadi sirkulasi udara di dalam helm. Sirkulasi sangat penting, untuk menjaga busa di dalam helm tak pengap.
Jawa tak menyarankan para pengguna helm menyerahkan helm untuk dicuci di jasa pencucian helm instan. Umumnya, jasa pencucian helm instan itu melakukan pengeringan pada rongga helm.
“Karena dipaksa kering. Busa helm itu kalau panas dia merekah. Ketika merekah dan dipaksa kering, dia tidak bisa kembali ke bentuk semula,” ujar Jawa.
Hal itu, dapat mempercepat kerusakan pada helm. Ketika busa merekah dan terus merekah, lama kelamaan busa itu pun lepas dari badan helm.
Beberapa pengguna menyiapkan pewangi helm yang siap disemprotkan setiap waktu. Namun, Jawa menyebut penyemprotan itu lebih baik jangan terlalu sering.
Bahan kimia dari dalam semprotan itu akan membuat rontok bahan-bahan yang ada di dalam rongga helm. Penyemprotan pewangi yang berlebih juga berpotensi berdampak kepada kesehatan pemakai helm karena kepala terus dihadapkan dengan wangi bahan kimia.
“Boleh sesekali saja, satu kali dalam satu bulan,” kata dia.
Namun, pengendara masih harus melakukan perawatan helm agar usia helm bisa lebih lama dan lebih awet. Bahkan, jika Anda adalah pengendara yang pintar merawat, helm pun dapat dijual kembali dengan harga yang tak jauh berbeda saat dibeli.
Republika berkesempatan mewawancarai salah satu anggota komunitas Belajar Helm, yaitu Ratno 'Jawa' di acara Jakarta Helmet Exhibition, pekan lalu. Dalam merawat helm, laki-laki yang akrab disapa Jawa itu memberikan tipsnya.
Letakkan helm terbalik
Usai berkendara selama dua jam hingga tiga jam lamanya, lebih baik helm jangan diletakkan dalam keadaan rongga di bawah, di meja atau di lantai. Bahkan dalam keadaan kaca helm terbuka.Suhu panas yang ada di dalam helm harus distabilkan hingga suhunya mencapai suhu ruangan. Jawa menyarankan, sebaiknya helm diletakkan dengan posisi terbalik, dimana rongga kepala helm berada di atas.
“Jadi sewajarnya, helm diletakkan dalam keadaan terbalik. Jadi hawa panas bisa keluar secara optimal” kata Jawa.
Helm pun bisa diletakkan di atas 'donat' helm sebagai tatakan. Helm juga boleh diletakkan di atas kasur selama kurang lebih 10 hingga 15 menit atau sampai suhu dalam helm mencapai suhu ruangan.
Bersihkan bagian luar helm dengan kain mikrofiber
Setelah helm telah memiliki suhu yang stabil, maka bagian luar bisa dibersihkan dengan kain microfiber. Lalu, kain lap itu harus tersedia satu untuk masing-masing helm.
Jawa menyarankan, pembersihan bagian luar helm juga tak perlu menggunakan sabun. Sabun menggunakan bahan kimia yang berpotensi mengikis.
Simpan helm dengan kaca sedikit terbuka
Penyimpanan helm disarankan tak boleh dalam keadaan kaca tertutup rapat. Kaca helm lebih baik dibiarkan sedikit terbuka.
Hal ini agar terjadi sirkulasi udara di dalam helm. Sirkulasi sangat penting, untuk menjaga busa di dalam helm tak pengap.
Jangan dicuci di tempat helm umum yang instan
Jawa tak menyarankan para pengguna helm menyerahkan helm untuk dicuci di jasa pencucian helm instan. Umumnya, jasa pencucian helm instan itu melakukan pengeringan pada rongga helm.
“Karena dipaksa kering. Busa helm itu kalau panas dia merekah. Ketika merekah dan dipaksa kering, dia tidak bisa kembali ke bentuk semula,” ujar Jawa.
Hal itu, dapat mempercepat kerusakan pada helm. Ketika busa merekah dan terus merekah, lama kelamaan busa itu pun lepas dari badan helm.
Jangan terlalu sering menyemprotkan pewangi helm
Beberapa pengguna menyiapkan pewangi helm yang siap disemprotkan setiap waktu. Namun, Jawa menyebut penyemprotan itu lebih baik jangan terlalu sering.
Bahan kimia dari dalam semprotan itu akan membuat rontok bahan-bahan yang ada di dalam rongga helm. Penyemprotan pewangi yang berlebih juga berpotensi berdampak kepada kesehatan pemakai helm karena kepala terus dihadapkan dengan wangi bahan kimia.
“Boleh sesekali saja, satu kali dalam satu bulan,” kata dia.
Tidak ada komentar